Namanya Sempat Menimbulkan Polemik, Bagaimana Sejarah Tambang Emas Freeport di Papua?

Siapa yang tak kenal dengan Freeport? Ya, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan ini memang menjadi polemik beberapa waktu terakhir dan banyak diperbincangkan. Tentunya, hingga saat ini ada sejarah tambang emas Freeport Papua yang perlu diketahui bersama.

Sejarah Tambang Emas Freeport Papua dari Tahun ke Tahun

Sejarah Freeport perlu diketahui sehingga Anda bisa mengetahui dari berbagai sisi. Sebab banyak kabar yang beredar dan belum diketahui kebenarannya. Begini sejarah selengkapnya:

  1. Penemuan Estsberg di Gletser Jayawijaya

Freeport dibangun dengan diawali adanya ekspedisi Cartenz yang dilakukan oleh A.H Colijn dan seorang geolog Jean-Jazques Dozy. Ekspedisi inilah yang akhirnya menemukan ertsberg di Gletser gunung Jayawijaya. Kejadian ini diperkirakan terjadi pada tahun 1936 silam.

  1. Ekspedisi Dilakukan Kembali

Kemudian, setelah adanya penemuan tersebut, pada tahun 1963 Forbes Wilson dan Del Flint melakukan ekspedisi pencarian kembali. Mereka menemukan kembali ertsberg yang disebut dengan ekspedisi Freeport.

  1. Penandatanganan Kontrak

Kemudian, setelah itu alah satu pionir PMA melakukan penandatanganan kontrak yang pertama. Kontak tersebut diketahui akan dilakukan selama 30 tahun. Kontrak pertama dilakukan pada tahun 1967 silam.

  1. Produksi Pertambangan Dimulai

Setelah adanya penandatanganan kontrak maka selanjutnya mereka mulai melakukan produksi  dan juga pengolahan bijih emas. Sedangkan pada tahun selanjutnya dilakukan pengapalan konsentrat.

  1. Penemuan Cadangan

Pada proses produksi emas ini, tepatnya pada tahun 1988 telah ditemukan cadangan emas di Grasberg.

  1. Penandatanganan Kontrak Kedua

Berikutnya dilakukan kembali tandatangan kontrak karya yang kedua pada tahun 1991. Penandatanganan kontrak ini sebagai salah satu perpanjangan kontrak dalam jangka waktu 30 tahun. Hak perpanjangan bisa dilakukan sampai dengan 2 x 10 tahun.

Kemudian tak hanya itu saja, pada tahun 1995 PT. Freeport mampu melakukan pembangunan kota Kuala Kencana. Kota yang satu ini digunakan sebagai sarana prasarana pendukung dari penambangan emas yang satu ini.

Lalu, pada tahun 1996 mereka melakukan kemitraan dengan masyarakat lokal sebesar 1% dari penjualan emas. Hal ini dikelola oleh institusi masyarakat dan juga tambahan dari program CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

Kemudian, pada tahun 1997 dilakukan penyelesaian PT Smelting yang ada di Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini memberikan fasilitas pemurnian dan juga menghasilkan katode tembaga yang pertama di Indonesia.

  1. Investasi Proyek Pengembangan Tambang Bawah Tanah

Selanjutnya, pada tahun 2004 PT. Freeport melakukan investasi proyek pengembangan bawah tanah. Investasi ini sebagai kelanjutan tambang terbuka Grasberg yang berakhir pada tahun 2018.  PT. Freeport telah menginvestasikan sebanyak 9 miliar dolar dan menambahkan sebanyak 20 miliar dolar hingga tahun 2041.

  1. Penandatanganan Izin Usaha Pertambangan Khusus

Kemudian, pada perjalanannya di tahun 2010 hingga tahun 2019 PT. Freeport mendapatkan beberapa masalah yang cukup besar. Masalah ini cukup kompleks karena berkaitan dengan negara, lingkungan, dan lain sebagainya.

Namun, pada akhirnya yaitu tahun 2018 mereka menandatangani Izin Usaha Pertambangan Khusus atau IUPK. Penandatanganan ini sebagai bentik perpanjangan usaha hingga tahun 2041 dengan 51,24% sahamnya dimiliki oleh pihak nasional Indonesia. Mereka juga melakukan pembangunan fasilitas pemurnian logam berharga lainnya.

Itu dia beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai sejarah Freeport di Papua. Semoga beberapa informasi di atas dapat menjadi ilmu yang bermanfaat khususnya Anda yang ingin membuka pertambangan emas. Gunakan jasa NDT untuk melakukan inspeksi pengujian adanya kerusakan tanpa menimbulkan kerusakan yang baru.